This is the life: SELAMATKAN MEREKA

"Kasihan banget ya anak itu,masih kecil tapi udah harus nyari duit"

"Bukannya sekolah tapi kok ngamen"

"Itu sich orang tuanya yang nyuruh"

Mungkin kita sering mendengar atau berkata seperti itu jika melihat anak jalanan,mungkin kita sering mengasihani anak-anak itu,atau bahkan kita menangis ketika melihat mereka. Tapi tahukah anda ? Mereka tidak butuh air mata kita,Mereka tidak butuh perkataan iba kita namun yang mereka butuhkan adalah uluran tangan kita. Jangan resahkan kehadiran mereka tapi resahkanlah sikap para "pecundang" yang menelantarkan mereka. Karena biar bagaimanapun mereka tidak pernah meminta untuk dilahirkan menjadi "gembel".

Siapa yang tidak mau menjalani masa kanak-kanaknya dengan tawa canda,bermain bersama teman sebaya,bersekolah dengan layak,mendapatkan rasa kasih sayang dari Ayah dan Bunda. Itu pula impian mereka. Tapi kenyataan berkata lain,Mereka justru hidup dalam belenggu kemiskinan,dalam buruknya kebijakan Bangsa. Mereka sangat rentan dan dekat dengan kejahatan. Bagaimana tidak ? Mereka hidup tanpa bimbingan yang bisa membawa mereka ke arah dan tujuan yang dicita-citakan

Lihatlah gambar tersebut. Mereka hidup di tempat yang kumuh dan tidak bisa menjamin kesehatan,namun mereka tetap ceria dan menikmati semua ini. Saya pernah bertemu dengan seorang anak jalanan di Cengkareng,kita sebut saja namanya "Andi". Saya ajak dia ke sebuah warung makan dan saya suruh dia memilih apa saja yang ingin dimakan untuk mengisi perut yang kosong. Saya terkejut ketika dia hanya memilih telur dadar dan kuah sayur,padahal di warung makan tersebut terdapat banyak pilihan makanan yang lebih nikmat seperti daging ayam,soto,ikan bakar,dll. Kemudian saya bertanya kepada anak tersebut "kenapa kamu hanya maakan dengan telur dadar dan kuah sayur ? kamu tidak usah takut semuanya kakak yang bayar" sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya dia berkata "Setiap hari saya hanya makan sedukit nasi dan 2 (sachet) kecap manis dalam sehari,jika sekarang saya makan dengan ayam saya takut saya jadi lupa diri dan ketagihan. Memang saya ingin makan dengan ayam tapi saya makan bukan untuk memenuhi keinginan saya melainkan mencukupi kebutuhan saya"

Mendengar jawaban tersebut saya hanya bisa diam sejenak. Kemudian saya bertanya lagi kepada anak itu " Apa keluhanmu terhadap Bapak Presiden ?" dengan santai dia menjawab " Tidak ada"

"Lho,kenapa ? tanya saya. " Untuk apa mengeluh ? memangnya mereka mau mendengar keluhan saya ? memangnya mereka mau mendengar tangisan saya ? Telinga mereka sudah ditutup dengan kekuasaan" jawabnya dengan nada yang meninggi.

Saya kembali bertanya " Apa cita-cita kamu?" Iapun menjawab "Cita-cita saya adalah menjadi orang jujur kak". "oya ? Kenapa kamu tidak mencita-citakan menjadi seorang pengusaha/dokter " Tanya saya.

"Saya pernah mendengar di radio bahwa kejujuran adalah kunci dari kesuksesan, jadi lebih baik mencari kuncinya dahulu sebelum kita membukanya" jawabnya. Lagi-lagi saya terkejut dengan jawabannya. Sekitar 1 jam saya berbincang dengannya dan akhirnya saya memutuskan untuk pulang dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai inspirasi untuk lebih menghargai hidup ini.